Kapan Anak Perlu Diberi Nebulizer?

Nebulizer sering dianggap solusi cepat saat anak sesak atau mengi. Namun, tidak semua kondisi membutuhkan nebulisasi. Penggunaan obat inhalasi harus berdasarkan indikasi medis, karena beberapa kasus justru lebih efektif memakai inhaler (MDI) + spacer.
Apa Itu Nebulizer?
Nebulizer mengubah obat cair menjadi uap halus agar mudah dihirup. Biasanya dipakai untuk:
- sesak napas,
- mengi (wheezing),
- eksaserbasi asma,
- bronkospasme,
- atau kondisi tertentu sesuai anjuran dokter.
Kapan Nebulizer Dibutuhkan?
1. Serangan Asma
Bronkodilator seperti salbutamol dapat diberikan dengan nebulizer, terutama jika anak tidak kooperatif memakai inhaler.
Namun pada banyak anak >1–2 tahun, MDI + spacer sama efektifnya, lebih cepat, dan lebih praktis.
2. Bronchiolitis (pada bayi)
Pedoman medis tidak menyarankan nebulizer rutin (salbutamol/epinefrin/steroid).
Beberapa rumah sakit mungkin memakai saline 3% pada pasien rawat inap, tetapi bukan terapi utama di IGD.
3. Kondisi Lain
Penggunaan nebulizer bisa dianjurkan pada kasus tertentu, misalnya lendir sangat kental atau obat khusus yang memang harus dihantarkan dengan nebulizer.
Tanda Anak Membutuhkan Evaluasi Segera
- napas cepat atau terlihat tarikan dinding dada,
- mengi,
- anak sangat lemas,
- bibir/ujung jari kebiruan.
Jika muncul gejala berat, segera bawa ke IGD. Nebulizer di rumah tidak menggantikan pemeriksaan medis.
Tips Aman untuk Orang Tua
- Gunakan nebulizer hanya dengan resep dan dosis dokter.
- Minta petunjuk cara pakai dan cara membersihkan alat.
- Pastikan cup, masker, dan selang bersih dan kering setelah digunakan.
- Jika ragu pilih nebulizer atau spacer, konsultasikan ke dokter anak.
Butuh konsultasi atau panduan penggunaan inhalasi yang tepat untuk anak Anda?
Hubungi kami melalui WhatsApp 082257251113 untuk membuat janji pemeriksaan dan dapatkan pendampingan terbaik untuk tumbuh kembang buah hati Anda.

